Manfaat Dongeng
Dongeng
memang identik dengan bayi dan balita. Sejak jaman dulu, anak-anak
sudah menyukai dongeng. Ternyata, dongeng tidak hanya menghibur, tetapi
juga memiliki manfaat bagi bayi dan balita.
Dongeng, menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, dongeng berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi. Menurut Dra. Sri Tiatri dari Fakultaas Psikologi Universitas Tarumanegara, "secara luas, dongeng bisa juga diartikan sebagai membacakan cerita atau menularkan cerita pada anak. Entah itu cerita nyata, tidak nyata, atau pengalaman orangtua”.
Lewat dongeng yang kita bacakan atau tuturkan pada anak, imajinasi si kecil akan tumbuh, sekaligus membangun hati nurani anak. Anak, kan, belum tahu mana yang baik dan buruk. Nah, lewat dongeng, orangtua bisa mengajarkan hal itu. Ingat, bukan, cerita rakyat atau tradisonal yang sering kita baca atau dengar di kala kecil? Di situ selalu digambarkan, si jahat akan mendapat hukuman sementara yang benar akan menan, sederhananya secara tidak langsung kita diajar tentang moral.
Siapa orang yang tidak suka mendengar cerita, kisah atau dongeng? Jawabannya bisa dipastikan tidak ada. Ya, kita semua pasti senang melakukannya. Kita tentu masih ingat cerita, kisah atau dongeng favorit yang pernah kita baca atau kita dengarkan dari orang lain. Kita begitu terobsesi sampai-sampai membayangkan seandainya kita menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut. Sayangnya, saat ini tradisi mendongeng begitu jarang kita temukan. Sekarang siapa yang menyangka bahwa ternyata dongeng setelah dikaji oleh para pakar memiliki sekian banyak manfaat untuk orang tua dan perkembangan anaknya. Sebut saja dongeng dapat mengasah daya pikir dan imajinasi anak, dongeng dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, dongeng merupakan sarana untuk membangun karakter anak, dongeng dapat menghangatkan hubungan orang tua dan anak, dan masih banyak lagi.
Dongeng, menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, dongeng berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi. Menurut Dra. Sri Tiatri dari Fakultaas Psikologi Universitas Tarumanegara, "secara luas, dongeng bisa juga diartikan sebagai membacakan cerita atau menularkan cerita pada anak. Entah itu cerita nyata, tidak nyata, atau pengalaman orangtua”.
Lewat dongeng yang kita bacakan atau tuturkan pada anak, imajinasi si kecil akan tumbuh, sekaligus membangun hati nurani anak. Anak, kan, belum tahu mana yang baik dan buruk. Nah, lewat dongeng, orangtua bisa mengajarkan hal itu. Ingat, bukan, cerita rakyat atau tradisonal yang sering kita baca atau dengar di kala kecil? Di situ selalu digambarkan, si jahat akan mendapat hukuman sementara yang benar akan menan, sederhananya secara tidak langsung kita diajar tentang moral.
Siapa orang yang tidak suka mendengar cerita, kisah atau dongeng? Jawabannya bisa dipastikan tidak ada. Ya, kita semua pasti senang melakukannya. Kita tentu masih ingat cerita, kisah atau dongeng favorit yang pernah kita baca atau kita dengarkan dari orang lain. Kita begitu terobsesi sampai-sampai membayangkan seandainya kita menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut. Sayangnya, saat ini tradisi mendongeng begitu jarang kita temukan. Sekarang siapa yang menyangka bahwa ternyata dongeng setelah dikaji oleh para pakar memiliki sekian banyak manfaat untuk orang tua dan perkembangan anaknya. Sebut saja dongeng dapat mengasah daya pikir dan imajinasi anak, dongeng dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, dongeng merupakan sarana untuk membangun karakter anak, dongeng dapat menghangatkan hubungan orang tua dan anak, dan masih banyak lagi.
Dongeng,
seperti misalnya dongeng Si Kancil, Si Jubah Merah, Bawang Merah -
Bawang Putih, dan sebagainya, seja dulu selalu membawa pesan yang begitu
menyentuh, sehingga membentuk Anda berperilaku baik. Lebih dari itu,
mungkin dulu Anda terpesona suara ibu atau ayah saat mereka mendongeng
untuk Anda malam-malam sebelum tidur.
Begitu pula dengan bayi atau balita Anda kini. Dari dongeng, ada banyak manfaat yang bisa diambil, antara lain:
Begitu pula dengan bayi atau balita Anda kini. Dari dongeng, ada banyak manfaat yang bisa diambil, antara lain:
- Meningkatkan keterampilan bicara anak, karena bayi atau balita akan kenal banyak kosa kata.
- Mengembangkan kemampuan berbahasa anak, dengan mendengarkan struktur kalimat.
- Meningkatkan minat baca.
- Mengembangkan keterampilan berpikir.
- Meningkatkan keterampilan problem solving.
- Merangsang imajinasi dan kreativitas.
- Mengembangkan emosi.
- Memperkenalkan nilai-nilai moral.
- Memperkenalkan ide-ide baru.
- Mengalami budaya lain.
- Relaksasi.
- Mempererat ikatan emosi dengan orang tua.
Nah, dengan segudang manfaat dongeng, tentunya Anda tidak ragu lagi kan mendongeng untuk bayi/balita Anda? Apa dongeng favoritnya?
Manfaat Dongeng pada Psikologi Anak |
Pada
zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata
anak-anak tidak populer lagi. Sejak bangun hingga menjelang tidur,
mereka dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai
dari film kartun, kuis, hingga sinetron yang acapkali bukan tontonan
yang pas untuk anak. Kalaupun mereka bosan dengan acara yang disajikan,
mereka dapat pindah pada permainan lain seperti videogame.
KENDATI demikian, kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini. Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini. Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seprti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai tersebut karena Kak Agam di sini tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak. Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan Kak Agam, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya. Tidak ada batasan usia yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberi dongeng oleh Kak agam. Untuk anak-anak usia prasekolah, dongeng dapat membantu mengembangkan kosa kata. Hanya saja cerita yang dipilihkan tentu saja yang sederhana dan kerap ditemui anak sehari-hari. Misalnya dongeng-dongeng tentang binatang. Sedangkan untuk anak-anak usia sekolah dasar dapat dipilihkan cerita yang mengandung teladan, nilai dan pesan moral serta problem solving. Harapannya nilai dan pesan tersebut kemudian dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu Kak Agam dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dibaca oleh orang tua sebelum mendongeng. Manfaat Dongeng untuk anak : 1. Mengasah daya pikir dan imajinasi 2. Menanamkan berbagi nilai dan etika 3. Menumbuhkan minat baca |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar